Jumat, 11 Agustus 2017

Sekolah Keluhkan Ketidaktersediaan Buku Kurikulum 2013

Palembang- Tahun pelajaran baru 2017-2018 sudah berjalan beberapa pekan. Namun buku Kurikulum 2013 (K-13) yang menjadi pegangan guru dan siswa menjalankan kegiatan belajar mengajar (KBM) belum tersedia, sehingga sekolah menggandakan dengan fotocopy.

Wakil Kepala Sekolah SMPN 4 Kota Pelembang Bidang Kesiswaan Asmaboti mengatakan, ketidaktersediaan buku K-13 terjadi pada siswa kelas VIII. Meski pihak sekolah telah memesan buku tersebut, namun hingga kini belum tersedia.

Dijelaskan dia, sekolah menggandakan buku dengan mengunduh file PDF yang dikeluarkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud). "Kami sudah memesan bukunya. Tapi belum ada. Jadi selama ini fotokopian. Kami gandakan sendiri untuk bab-bab awal," kata guru Fisika ini saat ditemui media di SMPN 4 Kota Palembang, Selasa (2/8).

Ia menambahkan, belum tersedianya buku K-13 untuk siswa kelas VIII karena penerapan K-13 dilakukan bertahap. Sehingga untuk kelas VII dan lX yang telah menerapkan K-13 di tahun sebelumnya, sekolah dapat mengunakan buku lama. Namun, pihaknya berharap, ketersediaan buku K-13 versi baru. Pasalnya, K-13 telah banyak perubahan. Beberapa bagian telah direvisi, sehingga dituntut menggunakan buku revisi.

Asmaboti berharap pemerintah dapat mendorong penerbit untuk segera mengirim buku ke sekolah.

Pendapat senada disampaikan Kepala SDN 136 Kota Palembang Fauzanah. Ia mengatakan sekolahnya menjalankan K-13 sejak tahun lalu dengan sistem bertahap sesuai peraturan pemerintah.

Menyikapi kondisi lapangan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengimbau, penerbit yang dipercaya sekolah, untuk segera menuntaskan pekerjaannya. Apalagi file sudah bebas diunduh. Sebab hak copywrite sudah dibeli Kemdikbud.

Kepada sekolah, Muhadjir menyarankan untuk menggunakan buku K-13 hasil fotokopian.  "Kemdikbud telah mempersiapkan CD softcopy dan tautan untuk mengunduh secara bebas," kata mantan rektor Universitas Muhammadyah Malang (UMM) ini.

Dia menghimbau, sekolah sebaiknya memfotokopi bagian awal saja sambil menunggu buku dari penerbit. "Silakan gunakan fotocopy dulu. Tapi jangan di-fotocopy semua. Nanti sekolah keluar biaya mahal. Belum lagi membayar ongkos pemesanan ke penerbit," ujarnya.

Muhadjir mengatakan, pihaknya juga telah menghentikan pemesanan buku K13 menggunakan e-katalog karena banyak yang protes. Pasalnya, e-katalog hanya dikuasai oleh beberapa penerbit saja. "Sekarang saya open. Semua boleh mencetak. Sekolah kalau mau, bisa cetak sendiri juga," katanya.Palembang- Tahun pelajaran baru 2017-2018 sudah berjalan beberapa pekan. Namun buku Kurikulum 2013 (K-13) yang menjadi pegangan guru dan siswa menjalankan kegiatan belajar mengajar (KBM) belum tersedia, sehingga sekolah menggandakan dengan fotocopy.

Wakil Kepala Sekolah SMPN 4 Kota Pelembang Bidang Kesiswaan Asmaboti mengatakan, ketidaktersediaan buku K-13 terjadi pada siswa kelas VIII. Meski pihak sekolah telah memesan buku tersebut, namun hingga kini belum tersedia.

Dijelaskan dia, sekolah menggandakan buku dengan mengunduh file PDF yang dikeluarkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud). "Kami sudah memesan bukunya. Tapi belum ada. Jadi selama ini fotokopian. Kami gandakan sendiri untuk bab-bab awal," kata guru Fisika ini saat ditemui media di SMPN 4 Kota Palembang, Selasa (2/8).

Ia menambahkan, belum tersedianya buku K-13 untuk siswa kelas VIII karena penerapan K-13 dilakukan bertahap. Sehingga untuk kelas VII dan lX yang telah menerapkan K-13 di tahun sebelumnya, sekolah dapat mengunakan buku lama. Namun, pihaknya berharap, ketersediaan buku K-13 versi baru. Pasalnya, K-13 telah banyak perubahan. Beberapa bagian telah direvisi, sehingga dituntut menggunakan buku revisi.

Asmaboti berharap pemerintah dapat mendorong penerbit untuk segera mengirim buku ke sekolah.

Pendapat senada disampaikan Kepala SDN 136 Kota Palembang Fauzanah. Ia mengatakan sekolahnya menjalankan K-13 sejak tahun lalu dengan sistem bertahap sesuai peraturan pemerintah.

Menyikapi kondisi lapangan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengimbau, penerbit yang dipercaya sekolah, untuk segera menuntaskan pekerjaannya. Apalagi file sudah bebas diunduh. Sebab hak copywrite sudah dibeli Kemdikbud.

Kepada sekolah, Muhadjir menyarankan untuk menggunakan buku K-13 hasil fotokopian.  "Kemdikbud telah mempersiapkan CD softcopy dan tautan untuk mengunduh secara bebas," kata mantan rektor Universitas Muhammadyah Malang (UMM) ini.

Dia menghimbau, sekolah sebaiknya memfotokopi bagian awal saja sambil menunggu buku dari penerbit. "Silakan gunakan fotocopy dulu. Tapi jangan di-fotocopy semua. Nanti sekolah keluar biaya mahal. Belum lagi membayar ongkos pemesanan ke penerbit," ujarnya.

Muhadjir mengatakan, pihaknya juga telah menghentikan pemesanan buku K13 menggunakan e-katalog karena banyak yang protes. Pasalnya, e-katalog hanya dikuasai oleh beberapa penerbit saja. "Sekarang saya open. Semua boleh mencetak. Sekolah kalau mau, bisa cetak sendiri juga," katanya.

Referensi

0 komentar:

Posting Komentar