Cibitung, Jawa Barat (ANTARA News) - Manajer proyek PT Intermasa Imron Rosadi mengklaim buku kurikulum 2013 yang dicetak oleh percetakan pemenang tender merupakan buku termurah di dunia.
"Mana ada buku dengan tebal 221 halaman, kertas HVS, dan berwarna dengan harga Rp6.000, Rp7.000 dan Rp8.000," ujar Imron saat pelepasan distribusi buku kurikulum 2013 di Cibitung, Bekasi, Jawa Barat, Rabu.
HVS adalah singkatan dari Houtvrij Schrijfpapier yang artinya kertas tulis bebas serat kayu.
"Kalau di toko buku, harga buku dengan tebal dan kualitas seperti itu bisa mencapai Rp50.000," kata dia.
PT Intermasa bersama sembilan perusahaan lainnya yakni Ghalia Indonesia Printing, Golden Web, Malta Offset and Digital Printing, Nusa Agung, Pos Logistic, DOR, Rosda, CV Thursina, dan Sinar Baru Algensindo memenangkan tender percetakan dan pengiriman buku kurikulum 2013.
Buku yang dicetak perusahaan gabungan itu adalah buku mata pelajaran untuk tingkat SMP, SMA, dan SMK.
Pengiriman pertama buku kurikulum 2013 dikirim ke sejumlah daerah di Jakarta. Total buku yang akan dikirim sebanyak 1,6 juta eksemplar.
"Kami memenangkan tender 20 paket buku di 20 regional. Buku yang akan dicetak sebanyak 18 juta buku," jelas dia.
Buku-buku tersebut dikirim langsung ke sekolah sesuai dengan banyaknya pesanan.
"Setelah sampai, baru kemudian sekolah membayar buku tersebut."
Dana untuk membayar buku itu berasal dari Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Buku, yang diberikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kepada sekolah.
Kurikulum 2013 akan diterapkan secara menyeluruh untuk seluruh tingkatan dari SD, SMP, dan SMA.
Mekanisme pemesananan buku itu yakni sekolah melakukan pemesanan buku langsung melalui e-katalog. Kemudian percetakan akan mengirim langsung ke sekolah, yang kemudian dibayar melalui dana BOS Buku.
Buku-buku tersebut diserahkan ke siswa tanpa pungutan sepeserpun. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh melarang adanya pungutan dan akan memberi sanksi tegas jika ada sekolah yang melakukan pungutan.
Sumber
0 komentar:
Posting Komentar