Sindonews.com - Kurikulum baru nanti, pemerintah akan menjual bebas buku kurikulum ke pasaran. Ketua Unit Implementasi Kurikulum (UIK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Tjipto Sumadi mengatakan, tahun ini proses pelelangan dikelola lembaga kebijakan pengadaan barang dan jasa pemerintah (LKPP).
Jika tahun lalu buku tersebut langsung dikirim ke sekolah, maka sekarang setelah dicetak oleh perusahaan pemenang, maka buku kurikulum baru itu akan diserahkan ke pasar. Sekolah dengan menggunakan dana bantuan operasional sekolah (BOS) lalu membeli buku tersebut di toko buku untuk siswa siswinya.
“Dana BOS yang dipakai untuk membeli buku sebesar lima persen,” kata Tjipto usai seminar Peran Guru dan Pemda dalam Implementasi Kurikulum 2013 yang digagas Perkumpulan Modernisator di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (13/3/2014).
Tjipto menekankan, meski dijual bebas, namun toko buku tidak boleh menjual dengan harga tinggi. Pasalnya, Kemendikbud sudah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) agar harga buku tidak dibuat mahal. HET ini sudah dibahas dengan LKPP dan beberapa penerbit.
Menurutnya, meski demikian harga jual di daerah akan berbeda, karena ada biaya distribusi yang mesti ditanggung. Kemendikbud menjamin, siswa tidak akan dibebani dengan uang buku. Karena Kemendikbud akan memberikan dana tambahan khusus jika uang BOS untuk membeli buku kurang.
Tjipto menambahkan, alasan buku dijual bebas ini karena Kemendikbud kesulitan untuk mendistribusikan langsung seperti tahun lalu. Apalagi tahun ini kurikulum akan dijalankan di semua sekolah namun tidak di semua kelas.
Berbeda dengan tahun lalu dimana kurikulum dilakukan terbatas di 6.000 sekolah saja. Kemendikbud sendiri menjamin perubahan ini dengan pengawasan yang ekstra ketat.
“UIK pusat, provinsi dan kabupaten kota akan mengawasi proses kurikulum. Jika ada yang menjual dengan harga tinggi akan kami anggap temuan dan diselidiki lebih lanjut,” ungkapnya.
sumber
0 komentar:
Posting Komentar